Jumat, 04 Mei 2018

Perawatan Mesin


BAB I
PENDAHULUAN  

Perawatan  di  suatu  industri  merupakan  salah  satu  faktor  yang  penting  dalam mendukung suatu proses produksi yang mempunyai daya saing di pasaran. Produk yang dibuat industri harus mempunyai hal-hal berikut:
•  Kualitas baik
•  Harga pantas
•  Di produksi dan diserahkan ke konsumen dalam waktu yang cepat.
Oleh karena itu proses produksi harus didukung oleh peralatan yang siap bekerja
setiap saat dan handal. Untuk mencapai hal itu maka peralatan-peralatan penunjang
proses produksi ini harus selalu dilakukan perawatan yang teratur dan terencana.
Secara skematik, program perawatan di dalam suatu industri bisa dilihat pada gambar 1.



Perawatan   : Suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga
suatu barang, memperbaikinya sampai pada suatu kondisi yang dapat diterima.
Merawat   dalam   pengertian   “ suatu   kondisi   yang   dapat   diterima”  antara   suatu
perusahaan berbeda dengan perusahaan lainnya.
Mengapa ada bagian perawatan?
Dibentuknya bagian perawatan dalam suatu perusahaan industri dengan tujuan :

1.            Agar mesin-mesin industri, bangunan, dan peralatan lainnya selalu dalam keadaan siap pakai secara optimal.
2.           Untuk menjamin kelangsungan produksi sehingga dapat membayar kembali modal yang telah ditanamkan dan akhirnya akan mendapatkan keuntungan yang besar.
Siapa yang berkepentingan dengan bagian perawatan?
1.           Penanam modal (investor).
2.           Manager.
3.           Karyawan perusahaan yang bersangkutan.
Bagi investor perawatan penting karena:
1.           Dapat  melindungi  modal  yang  ditanam  dalam  perusahaan  baik  yang  berupa bangunan gedung maupun peralatan produksi.
2.           Dapat  menjamin  penggunaan  sarana  perusahaan  secara  optimal  dan  berumur panjang.
3.           Dapat menjamin kembalinya modal dan keuntungan.
4.           Dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan.
5.           Dapat mengetahui dan mengendalikan biaya perawatan dan mengembangkan data- data operasi yang berguna untuk membantu menentukan anggaran biaya dimasa yang akan datang.
Bagi para manager perawatan penting dengan harapan dapat membantu:
1.           Melindungi bangunan dan instalasi pabrik terhadap kerusakan.
2.           Meningkatkan daya guna serta mengurangi waktu menganggurnya peralatan.
3.           Mengendalikan dan mengarahkan tenaga karyawan.
4.           Meningkatkan efisiensi bagian perawatan secara ekonomis.
5.           Memelihara instalasi secara aman.
6.           Pencatatan perbelanjaan dan biaya pekerjaan.
7.           Mencegah pemborosan perkakas suku cadang dan material.
8.           Memperbaiki komunikasi teknik.
9.           Menyediakan data biaya untuk anggaran mendatang.
10.       Mengukur hasil kerja pabrik sebagai pedoman untuk menempuh suatu kebijakan yang akan datang.

 Bagi karyawan, berkepentingan dengan perawatan dengan harapan dapat:
1. Menjamin  kelangsungan  hidup karyawan  yang  memadai  dalam  jangka  panjang, yang mana  akan menumbuhkan  rasa memiliki sehingga peralatan/sarana   yang dapat menjamin kelangsungan hidupnya akan dijaga dan dipelihara dengan baik.
2.  Menjamin keselamatan kerja karyawan.
3. Menimbulkan rasa bangga bila bekerja pada perusahaan yang sangat terpelihara keadaannya.

Tujuan utama perawatan:
1.  Untuk memperpanjang umur penggunaan asset.
2. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi dan dapat diperoleh laba yang maksimum.
3.  Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu.
4. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan tersebut.


 BAB II 
PENGORGANISASIAN DEPARTEMEN PERAWATAN

Dalam  pengorganisasian pekerjaan perawatan, perlu diselaraskan secara  tepat
antara faktor-faktor keteknikan, geografis dan situasi personil yang mendukung. Beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan departemen perawatan adalah:
a.          Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan perawatan akan menentukan karakteristik pengerjaan dan jenis pengawasan. Jenis-jenis pekerjaan perawatan yang biasanya dilakukan adalah : sipil, permesinan, pemipaan, listrik dan sebagainya.
b.          Kesinambungan Pekerjaan
Jenis  pengaturan  pekerjaan  yang  dilakukan  di  suatu  perusahaan/industri  akan mempengaruhi  jumlah  tenaga  perawatan  dan  susnan  organisasi  perusahaan. Sebagi contoh, untuk pabrik yang melakukan aktifitas pekerjaan lima hari kerja seminggu  dengan  satu  shift,  maka  program  perawatan  preventif  dapat dilakukantanpa menganggu kegiatan produksi dimana pekerjaan perawatan bisa dilakukan diluar jam produksi. Berbeda halnya dengan aktifitas pekerjaan produksi yang kontinyu ( 7 hari seminggu, 3 shift sehari) maka pekerjaan perawatan harus diatur ketika mesin sedang berhenti beroperasi.
c.          Situasi Geografis
Lokasi  pabrik  yang  terpusat  akan  mempunyai  jenis  program  perawatan  yang berbeda jika dibandingkan dengan lokasi pabrik yang terpisah-pisah. Sebuah pabrik besar dan bangunannya tersebar akan lebih baik menerapkan program perawatan lokal  masing-masing  (desentralisasi),  sedangkan  pabrik  kecil  atau  lokasi bangunannya berdekatan akan lebih baik menerapkan sistem perawatan terpusat (sentralisasi).
d.         Ukuran Pabrik
Pabrik yang besar akan membutuhkan tenaga perawatan yang besar dibandingkan dengan pabrik yang kecil, demikian pula halnya bagi tenaga pengawas.

e.           Ruang lingkup bidang perawatan pabrik
Ruang lingkup pekerjaan perawatan ditentukan menurut kebijaksanaan manajemen. Departemen perawatan yang dituntut melaksanakan fungsi primer dan sekunder akan membutuhkan supervisi tambahan, sedangkan departemen perawatan yang fungsinya tidak terlalu luas akan membutuhkan organisasi yang lebih sederhana.
f.           Keterandalan tenaga kerja yang terlatih
Dalam membuat  program  pelatihan,  dipertimbangkan terhadap  tuntutan keahlian dan keandalan pada masing-masing lokasi yang belum tentu sama.


Konsep Dasar Organisasi Departemen Perawatan
Beberapa konsep dasar organisasi perawatan adalah :
a.           Adanya pembatasan wewenang yang jelas dan layak untuk menghindari terjadinya tumpang tindih dalam kekuasaan.
b.           Hubungan vertikal antara atasan dan bawahan yang menyangkut masalah wewenang dan tanggung jawab dibuat sedekat mungkin.
c.           Menentukan  jumlah  optimum  pekerja  yang  ditangani  oleh  seorang pengawas.
d.          Susunan personil yang tepat dalam organisasi.
Prinsip-prinsip Organisasi Departemen Perawatan
a.          Perencanaan organisasi yang logis
Bertujuan untuk mencapai tujuan produksi :
•  Ongkos perawatan untuk setiap unit produksi diusahakan serendah mungkin
•  Meminimumkan bahan sisa atau yang tidak standar
•  Meminimumkan kerusakan peralatan yang kritis
•  Menekan ongkos perawatan peralatan yang non-kritis serendah mungkin
•  Memisahkan fungsi administratuf dan penunjang teknik.
b.          Fasilitas yang memadai:
•  Kantor : lokasi yang cocok, ruangan dan kondisi ntempat kerja yang baik.
•  Bengkel : tempat pekerjaan, lokasi bangunan, ruangan dan peralatan.
•  Sarana komunikasi : telepon, pesuruh dll.
c.          Supervisi yang efektif
Diperlukan dalam mengelola pekerjaan, dimana :

•  Fungsi dan tanggung jawab jelas
•  Waktu yang cukup untuk melaksanakan pekerjaan
•  Latihan khusus untuk memenuhi kecakapan
•  Cara untuk menilai hasil kerja
d.         Sistem dan kontrol yang efektif :
•  Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan
•  Kualitas hasil pekerjaan perawatan
•  Ketelitian pekerjaan perawatan (tidak terjadi over maintenance)
•  Penampilan kerja tenaga perawatan
•  Biaya perawatan.

BAB III
PENUTUP

Dari pembahasan pada BAB II tentang teknik perawatan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, diantaranya :
1.      Perawatan (maintenance) merupakan suatu kegiatan yang diarahkan pada tujuan untuk menjamin kelangsungan fungsional suatu sistem produksi dari sistem itu dapat diharapkan menghasilkan out put sesuai dengan yang dikehendaki. Sistem perawatan dapat dipandang sebagai bayangan dari sistem produksi , dimana apabila sistem produksi beroperasi dengan kapasitas yang sangat tinggi maka akan lebih intensif . (Vincent Gasper , 94 , Hal ; 513 )
2.      Berdasarkan bentuk perawatan di bagi menjadi beberapa :
a.       Perawatan Preventif (Preventive Maintenance)
b.      Perawatan Korektif
c.       Perawatan Berjalan
d.      Perawatan Prediktif
e.       Perawatan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance)
f.        Perawatan Darurat (Emergency Maintenance)
3.      Perawatan mesin mempunyai beberapa manfaat, dengan manfaat tersebut banyak industri yang mulai menyadari betapa pentingnya pemeliharan mesin untuk dilakukan. Tidak hanya untuk kelancaran pada proses produksi dalam industri, akan tetapi biaya penggunaan alat pun tidak banyak. Perawatan mesin akan mengurangi biaya perbaikan atau penggantian alat yang baru.




DAFTAR PUSTAKA

1.http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/aan-ardian-mpd/2c-handout-perawatan-dan-perbaikan-mesin.pdf
2. Tarigan, Paulus , dkk. 2012 . Perawatan Mesin Secara Preventive Maintenance Dengan Modularity Design Pada PT.RXZ . Sumatera : Teknik Industri, Universitas Sumatera Utara.
3. IR. H. Ginandjar, MT . TEKNIK PRAWATAN MESIN PROGRAM STRATA I