BAB
I
PENDAHULUAN
Perawatan di suatu industri merupakan salah satu faktor yang penting dalam
mendukung suatu proses produksi yang mempunyai daya saing di pasaran. Produk
yang dibuat industri harus mempunyai hal-hal berikut:
• Kualitas baik
• Harga pantas
• Di produksi dan
diserahkan ke konsumen dalam waktu yang cepat.
Oleh
karena itu proses produksi harus didukung oleh peralatan yang siap bekerja
setiap
saat dan handal. Untuk mencapai hal itu maka peralatan-peralatan penunjang
proses
produksi ini harus selalu dilakukan perawatan yang teratur dan terencana.
Secara
skematik, program perawatan di dalam suatu industri bisa dilihat pada gambar 1.
Perawatan : Suatu kombinasi dari berbagai
tindakan yang dilakukan untuk menjaga
suatu
barang, memperbaikinya sampai pada suatu kondisi yang dapat diterima.
Merawat dalam pengertian “ suatu kondisi yang dapat diterima” antara suatu
perusahaan
berbeda dengan perusahaan lainnya.
Mengapa
ada bagian perawatan?
Dibentuknya
bagian perawatan dalam suatu perusahaan industri dengan tujuan :
1. Agar
mesin-mesin industri, bangunan, dan peralatan lainnya selalu dalam keadaan siap
pakai secara optimal.
2. Untuk menjamin
kelangsungan produksi sehingga dapat membayar kembali modal yang telah
ditanamkan dan akhirnya akan mendapatkan keuntungan yang besar.
Siapa
yang berkepentingan dengan bagian perawatan?
1. Penanam modal
(investor).
2. Manager.
3. Karyawan
perusahaan yang bersangkutan.
Bagi
investor perawatan penting karena:
1. Dapat melindungi modal yang ditanam dalam perusahaan baik yang berupa
bangunan gedung maupun peralatan produksi.
2. Dapat menjamin penggunaan sarana perusahaan secara optimal dan berumur
panjang.
3. Dapat menjamin
kembalinya modal dan keuntungan.
4. Dapat menjamin
kelangsungan hidup perusahaan.
5. Dapat mengetahui
dan mengendalikan biaya perawatan dan mengembangkan data- data operasi yang
berguna untuk membantu menentukan anggaran biaya dimasa yang akan datang.
Bagi
para manager perawatan penting dengan harapan dapat membantu:
1. Melindungi
bangunan dan instalasi pabrik terhadap kerusakan.
2. Meningkatkan daya
guna serta mengurangi waktu menganggurnya peralatan.
3. Mengendalikan dan
mengarahkan tenaga karyawan.
4. Meningkatkan
efisiensi bagian perawatan secara ekonomis.
5. Memelihara
instalasi secara aman.
6. Pencatatan
perbelanjaan dan biaya pekerjaan.
7. Mencegah
pemborosan perkakas suku cadang dan material.
8. Memperbaiki
komunikasi teknik.
9. Menyediakan data
biaya untuk anggaran mendatang.
10. Mengukur hasil
kerja pabrik sebagai pedoman untuk menempuh suatu kebijakan yang akan datang.
Bagi
karyawan, berkepentingan dengan perawatan dengan harapan dapat:
1. Menjamin kelangsungan hidup
karyawan yang memadai dalam jangka panjang,
yang mana akan menumbuhkan rasa memiliki sehingga
peralatan/sarana yang dapat menjamin kelangsungan hidupnya
akan dijaga dan dipelihara dengan baik.
2. Menjamin
keselamatan kerja karyawan.
3. Menimbulkan rasa
bangga bila bekerja pada perusahaan yang sangat terpelihara keadaannya.
Tujuan
utama perawatan:
1. Untuk
memperpanjang umur penggunaan asset.
2. Untuk menjamin
ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi dan dapat diperoleh
laba yang maksimum.
3. Untuk menjamin
kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan
darurat setiap waktu.
4. Untuk menjamin
keselamatan orang yang menggunakan peralatan tersebut.
BAB
II
PENGORGANISASIAN
DEPARTEMEN PERAWATAN
Dalam pengorganisasian
pekerjaan perawatan, perlu diselaraskan secara tepat
antara
faktor-faktor keteknikan, geografis dan situasi personil yang mendukung.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan departemen perawatan adalah:
a. Jenis Pekerjaan
Jenis
pekerjaan perawatan akan menentukan karakteristik pengerjaan dan jenis
pengawasan. Jenis-jenis pekerjaan perawatan yang biasanya dilakukan adalah :
sipil, permesinan, pemipaan, listrik dan sebagainya.
b. Kesinambungan Pekerjaan
Jenis pengaturan pekerjaan yang dilakukan di suatu perusahaan/industri akan
mempengaruhi jumlah tenaga perawatan dan susnan organisasi perusahaan.
Sebagi contoh, untuk pabrik yang melakukan aktifitas pekerjaan lima hari kerja
seminggu dengan satu shift, maka program perawatan preventif dapat
dilakukantanpa menganggu kegiatan produksi dimana pekerjaan perawatan bisa
dilakukan diluar jam produksi. Berbeda halnya dengan aktifitas pekerjaan
produksi yang kontinyu ( 7 hari seminggu, 3 shift sehari) maka pekerjaan
perawatan harus diatur ketika mesin sedang berhenti beroperasi.
c. Situasi Geografis
Lokasi pabrik yang terpusat akan mempunyai jenis program perawatan yang
berbeda jika dibandingkan dengan lokasi pabrik yang terpisah-pisah. Sebuah
pabrik besar dan bangunannya tersebar akan lebih baik menerapkan program
perawatan
lokal masing-masing (desentralisasi), sedangkan pabrik kecil atau lokasi
bangunannya berdekatan akan lebih baik menerapkan sistem perawatan terpusat
(sentralisasi).
d. Ukuran Pabrik
Pabrik
yang besar akan membutuhkan tenaga perawatan yang besar dibandingkan dengan
pabrik yang kecil, demikian pula halnya bagi tenaga pengawas.
e. Ruang lingkup
bidang perawatan pabrik
Ruang
lingkup pekerjaan perawatan ditentukan menurut kebijaksanaan manajemen.
Departemen perawatan yang dituntut melaksanakan fungsi primer dan sekunder akan
membutuhkan supervisi tambahan, sedangkan departemen perawatan yang fungsinya
tidak terlalu luas akan membutuhkan organisasi yang lebih sederhana.
f. Keterandalan tenaga
kerja yang terlatih
Dalam
membuat program pelatihan, dipertimbangkan
terhadap tuntutan keahlian dan keandalan pada masing-masing lokasi
yang belum tentu sama.
Konsep
Dasar Organisasi Departemen Perawatan
Beberapa
konsep dasar organisasi perawatan adalah :
a. Adanya pembatasan
wewenang yang jelas dan layak untuk menghindari terjadinya tumpang tindih dalam
kekuasaan.
b. Hubungan vertikal
antara atasan dan bawahan yang menyangkut masalah wewenang dan tanggung jawab
dibuat sedekat mungkin.
c. Menentukan jumlah optimum pekerja yang ditangani oleh seorang
pengawas.
d. Susunan personil
yang tepat dalam organisasi.
Prinsip-prinsip
Organisasi Departemen Perawatan
a. Perencanaan organisasi
yang logis
Bertujuan
untuk mencapai tujuan produksi :
• Ongkos perawatan
untuk setiap unit produksi diusahakan serendah mungkin
• Meminimumkan bahan
sisa atau yang tidak standar
• Meminimumkan
kerusakan peralatan yang kritis
• Menekan ongkos
perawatan peralatan yang non-kritis serendah mungkin
• Memisahkan fungsi
administratuf dan penunjang teknik.
b. Fasilitas yang memadai:
• Kantor : lokasi
yang cocok, ruangan dan kondisi ntempat kerja yang baik.
• Bengkel : tempat
pekerjaan, lokasi bangunan, ruangan dan peralatan.
• Sarana komunikasi
: telepon, pesuruh dll.
c. Supervisi yang efektif
Diperlukan
dalam mengelola pekerjaan, dimana :
• Fungsi dan
tanggung jawab jelas
• Waktu yang cukup
untuk melaksanakan pekerjaan
• Latihan khusus
untuk memenuhi kecakapan
• Cara untuk menilai
hasil kerja
d. Sistem dan kontrol yang
efektif :
• Jadwal waktu
pelaksanaan pekerjaan
• Kualitas hasil
pekerjaan perawatan
• Ketelitian
pekerjaan perawatan (tidak terjadi over maintenance)
• Penampilan kerja
tenaga perawatan
• Biaya perawatan.
BAB III
PENUTUP
Dari
pembahasan pada BAB II tentang teknik perawatan maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan, diantaranya :
1.
Perawatan (maintenance) merupakan suatu kegiatan yang diarahkan
pada tujuan untuk menjamin kelangsungan fungsional suatu sistem produksi dari
sistem itu dapat diharapkan menghasilkan out put sesuai dengan yang
dikehendaki. Sistem perawatan dapat dipandang sebagai bayangan dari sistem
produksi , dimana apabila sistem produksi beroperasi dengan kapasitas yang
sangat tinggi maka akan lebih intensif . (Vincent Gasper , 94 , Hal ; 513 )
2.
Berdasarkan bentuk perawatan di bagi menjadi beberapa :
a.
Perawatan Preventif (Preventive Maintenance)
b.
Perawatan Korektif
c.
Perawatan Berjalan
d.
Perawatan Prediktif
e.
Perawatan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance)
f.
Perawatan Darurat (Emergency Maintenance)
3.
Perawatan mesin mempunyai beberapa manfaat, dengan manfaat
tersebut banyak industri yang mulai menyadari betapa pentingnya pemeliharan
mesin untuk dilakukan. Tidak hanya untuk kelancaran pada proses produksi dalam
industri, akan tetapi biaya penggunaan alat pun tidak banyak. Perawatan mesin
akan mengurangi biaya perbaikan atau penggantian alat yang baru.
DAFTAR
PUSTAKA
1.http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/aan-ardian-mpd/2c-handout-perawatan-dan-perbaikan-mesin.pdf
2. Tarigan, Paulus , dkk. 2012 .
Perawatan Mesin Secara Preventive Maintenance Dengan Modularity Design Pada
PT.RXZ . Sumatera : Teknik Industri, Universitas Sumatera Utara.
3. IR. H. Ginandjar, MT . TEKNIK
PRAWATAN MESIN PROGRAM STRATA I